Home Home Santri Baru

Santri Baru

348
0

SANTRI BARU
Dr.KH. Zakky Mubarak, MA

santri dalam masyarakat Indonesia merupakan istilah yang begitu akrab dalam kehidupan sehari-hari. Istilah tersebut sering digunakan dan dijelaskan dalam berbagaia diskusi atau seminar. Definisi tentang istilah itu dikemukakan para ahli dalam berbagai versi dan pendapat. Pemahaman pada umumnya, santri adalah orang muslim yang rajin menjalankan ajaran agamanya.

Kita telah sama mengetahui, bahwa agama Islam telah dipeluk oleh lebih dari satu miliar penduduk dunia, namun banyak pengikut agama yang kita cintai belum dapat melaksanakan sebagian besar ajarannya. Kelompok manusia yang telah banyak melaksanakan ajaran agama itu sering disebut dengan kaum santri. Perkembangan sepuluh tahun terakhir ini banyak terjadi perubahan-perubahan yang mendasar pada masyarakat kita. Banyak keluarga santri yang memasukkan anak-anak ke sekolah umum. Sebaliknya banyak kelompok yang tidak tergolong kaum santri masukkan anak-anak ke pesantren atau sekolah-sekolah agama.

Generasi masyakat yang dulunya tidak tergolong kaum santri, dalam perkembangan terakhir ini banyak rajin mempelajari ajaran agama dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak mereka banyak yang tamat dari sekolah agama dan pesantren, bahkan di antaranya banyak menjadi kiai dan guru agama.

Pada masa lalu, mungkin ganjil bila ada seorang kiai yang namanya disebutkan tidak disebutkan menggunakan nama Arab. Pada masa sekarang nama kiai dengan nama-nama non Arab bukan sesuatu yang ganjil, karena telah banyak kiai yang menggunakan nama asli Indonesia, seperti nama-nama Jawa, Sunda, Minang, Batak dan sebagainya. Pada periode kini banyak kita jumpai anak para kiai, guru agama dan tokoh agama yang menjadi insinyur, dokter, ahli hukum, ekonom dan sebagainya. Demikian juga pertemuan kita dengan pejabat, pengusaha, para ilmuwan, dan sebagainya yang menjadi kiai atau tokoh agama.

Sepuluh tahun terakhir ini pada dasarnya telah lahir santri-santri yang datang dari berbagai kalangan. Dari generasi generasi baru, seperti yang disebutkna di atas, demikian juga dari generasi tua. Buktinya banyak kita jumpai para pensiuanan, pengusaha terkenal dan tokoh masyarakat yang begitu rajin mempelajari agama. sebagian dari mereka ada yang mengaku terus terang bahwa mereka rajin mempelajari agama pada awalnya terdorong karena merasa malu pada cucunya. Cucu-cucu mereka umumnya tergolong generasi baru yang rajin mempelajari agama dan beribadah.

Kita bersyukur lahirnya santri-santri baru, tetapi jangan merasa bangga, karena bersamaan dengan lahirnya santri baru, lahir juga mantan-mantan santri. Kita harus berusaha memperkecil lahirnya matan-mantan santri itu, karena sesungguhnya mantan penjahat lebih baik dari mantan santri.

Mantan penjahat berarti telah bertaubat, ia meninggalkan segala perbuatan jahatnya, selanjutnya ia banyak beribadah dan beramal shaleh. Sebaliknya, mantan santri, ia tadinya rajin beribadah, dan rajin berbuat kebajikan, tetapi kemudian meninggalkan ibadah-ibadah tersebut, serta melakukan perbuatan-perbuatan keji dan tercela.

Perkembangan masyarakat tidak jauh berbeda dengan perkembangan dan perubahan di alam semesta. Ada tanah yang mulanya pinggiran menjadi gersang dan sebaliknya ada yang tadinya gersang menjadi pinggiran kota. Perhatikan ayat berikut ini:

للَّهَ الِقُ لۡحَبِّ لنَّوَىٰۖ لۡحَيَّ لۡمَيِّتِ لۡمَيِّتِ لۡحَيِّۚ لِكُمُ للَّهُۖ

“Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (yang memiliki sifat-sifat) demikian adalah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? (QS al-An’am, 6:95).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here